Sabtu, 07 April 2012

VEDA = SUMBER ILMU PENGETAHUAN

VEDA = SUMBER ILMU PENGETAHUAN

Menurut pengetahuan, Veda adalah naskah kuno yang berisikan bermacam-macam pengetahuan. Ada pengetahuan spiritual, filsafat dan masih banyak pengetahuan lainnya. 



Keyakinan pada Veda telah melahirkan konsep, antara lain:
  1. penerimaan akan konsep keberadaan Tuhan tertinggi takterbatas, maha kuasa, maha tahu, maha mulia, maha cemerlang dsb.nya;
  2. penerimaan akan realitas ciptaan Tuhan yang dinamis dan berguna, serta penghargaan atas seni ilahi ini;
  3. penerimaan akan konsep bahwa Tuhan memperlihatkan diri-Nya dalam ciptaan dan seni-Nya ini; dan ciptaan didasarkan pada prinsip, hukum, tatanan dan kegunaan;
  4. penerimaan akan prinsip bahwa Tuhan merupakan sumber segala pengetahuan, yang diperlihatkannya kepada manusia melalui tiga jalan: melalui ciptaan ilahi; melalui kata-kata ilahi dan melalui inspirasi ilahi sehingga tak ada pertentangan antara apa yang diamati melalui belajar tentang ciptaan ilahi (ilmu pengetahuan), kata-kata ilahi (mempelajari Veda) dan inspirasi ilahi (yang sampai kepada beberapa orang terpilih dalam garis perguruan khusus, yaitu para rsi dalam bidang seni, ilmu pengetahuan dan filsafat serta pengalaman mistik;
  5. penerimaan akan prinsip bahwa Tuhan sendiri merupakan sumber dari nilai-nilai kehidupan etika tertinggi dan
  6. penerimaan akan prinsip bahwa Tuhan adalah satu-satunya yang mengetahui hamba-Nya dan menghadiahinya dengan hasil dari perbuatannya sendiri, baik maupun buruk.
oke.. kita mulai sekarang dengan Kerangka Dasar Agama Hindu



Agama Hindu, memiliki 3 kerangka dasar yaitu 

  1. Tattva, 
  2. Suúìla dan 
  3. Ritual atau Àcàra Àgama


1. Tattva 
Àjaran Úraddhà atau Tattva dalam Veda terdiri dari mantra-mantra yang menjelaskan hal tersebut, yaitu:
Ajaran Úraddhà (Tattwa)

1.  Keyakinan Brahman, Tuhan Yang Maha Esa
Di dalam kitab suci Veda, Tuhan Yang Maha Esa yang disebut dewa memiliki ribuan nama, digambarkan dalam  ribuan wujud dan sebagai pencipta alam semesta. Berikut kami petikan mantra-mantra yang merupakan úraddhà kepada Brahman, Tuhan Yang Maha Esa.

(1)   Brahman adalah yang pertama ada.

b[õ jDan' p[qm' purStat( ûûû


Brahma jajñànaý prathamaý purastàt. (Atharvaveda IV. 1.1).
                                                  
‘Hyang Widhi Wasa adalah yang pertama-tama, yang ada di alam semesta’.


(2)  Brahman adalah pencipta alam semesta.

b[õ,a .UimivRihta b[õ ÛOäTtra ihta - 


b[õedmU?v| ityRk( caNtir=' Vyco iht' --

Brahmaóà bhùmir vihità brahma dyaur uttarà hità
brahma-idam ùrdhvaý tiryak ca antarikûaý vyaco hitam (Atharvaveda X. 2. 25).

‘Brahman menciptakan bumi ini. Brah­man menempatkan langit ini di atasnya. Brahman menempat­kan wilayah tengah yang luas ini di atas dan di jarak lintas’.


(3).  Tuhan Yang Maha Esa  bersifat abadi

b[õ deva' Anu i=yit b[õ dWvjn¢ivRx" - 


b[õedmNyÞ=]' b[õ sT=]muCyte --


Brahma devàn anu kûiyati brahma daivajanìr viúah.
brahmedam anyat-nakúatram brahma sat kûatram ucyate (Atharvaveda X. 2. 23).
  
‘Tuhan Yang Maha Esa bersemayam dan berwujud sebagai para dewa.  Tuhan Yang Maha Esa, bersemayam pada media-media yang suci. Tuhan Yang Maha Esa adalah abadi (tak terhancurkan) dan Dia adalah Pelindung yang ulung’.


(4). Tuhan Yang Maha Esa menciptakan langit dan bumi 

Ah' jjan p*iqv¢mut Ûam( - Ahm*tU'rjny' sPt isN/Un( --


Ahaý jajàna påthivìm uta dyàm,
aham åtùn ajanayaý sapta sindhùn (Atharvaveda VI. 61.3).

‘Aku (Tuhan Yang Maha Esa) menciptakan langit dan bumi.  Aku menciptakan musim‑musim dan tujuh buah sungai’

(5)   Brahman memperlihatkan keaslian semuanya (Atharvaveda IV.1.1)

sté yoinmsté iv v" --


Sataú ca yonim asataú ca vi vah.

‘Sang Hyang Widhi Wasa memperlihatkan keaslian segalanya apakah ter­wujudkan ataukah tidak  terwujudkan’

(6)   Brahman menciptakan alam semesta (Atharvaveda XIII. 3.1)

y —me Ûavap*iqv¢ jjan ûûû


Ya ime dyàvà påthivì  jajàna.

‘Sang Hyang Widhi Wasa menciptakan langit dan buni’


(7)   Dia adalah raja alam semesta (Atharvaveda XX. 121.1)

¡xanmSy jgt" Svd*Rxm( - ¡xanimNd– tSquz" --1--

Ìúànam asya jagataá svardåúam, ìúànam Indra tasthuûaá.

‘Sang Hyang Widhi Wasa adalah kebahagiaan. Dia adalah raja dari yang bernyawa dan yang tidak bernyawa’


(8)    Tak ada kebahagiaan tanpa mengetahui Dia (Atharvaveda IX. 9. 21)

tÞoÞxÛ" iptr' n ved --

Tannonnaúad yaá pitaraý na veda.

‘Tak seorang pun mencapai kebahagiaan tanpa mengetahui Tuhan Yang Maha Esa yang bagaikan ayah’


(9)   Brahman diketahui melalui pertapaan (meditasi)(Atharvaveda VIII.9.3)

b[õWniÜÛat( tpsa ivpiét( ûûû


brahma-enad vidyàt tapasà vipaúcit.

‘Orang yang bijaksana mengetahui  Tuhan Yang Maha Esa/Sang Hyang Widhi Wasa melalui pertapaan (meditasi).’

(10)    Orang bijak memvisualisasikan Tuhan Yang Maha Esa (Atharvaveda II. 1.1)

venStt( pXyt( prm' guha yt( ûûû


Venas tat paúyat paramaý guhà yat.

‘Orang Bijaksana yang suci membayangkan (memvisualisasikan) Tuhan Yang Maha Esa yang berdiam di dalam hati’


(11)   Tuhan Yang Maha Esa memberkahi orang yang bajik  (Yajurveda X. 24)

h's" xuiczÜsurNtir=d( /ota veidzditiqduRro,st( -


Haýsaá úuciûad vasur antarikûasad, dhota vediûad atithir duroóasat.

‘Tuhan Yang Maha Esa adalah suci (bersih) bagaikan angsa (swan). Dia berdiam di dalam orang‑orang yang ber­budi. Dia ada di wilayah tengah bagaikan para Dewa Vasu. Dia bagaikan orang yang mengaturkan persembahan (sesaji), yang duduk di tempat‑pemujaan (altar). Dia bagaikan tamu yang beristirahat di sebuah rumah’

(12)   Tuhan Yang Maha Esa adalah cahaya yang tertinggi.

dev' dev]a sUyRmgNm JyoitäÑamm( --


Devaý devatrà sùryam
aganma jyorir uttamam (Ågveda  I. 50. 10).

‘Semoga kami mencapai Tuhan Yang Maha Esa,  Sang Te­rang Yang Tertinggi yang bersinar seperti mataha­ri. Dia adalah kemuliaan para dewatà

Ek' siÜp[a bhu/a vdNTyig{' ym' matirëanmahu" --


Ekaý sad viprà bahudhà vadanti-
agniý yamaý màtariúvànam àhuh (Ågveda  I. 164. 46).

‘Tuhan Yang Maha Agung adalah tunggal. Pa­ra bijak menyebut Dia de­ngan nama-nama yang berbeda-beda. Mereka menyebut Dia: Agni (Api), Yama (sang Pengawas alam-semesta), dan Mata­riúvan (udara)’

tdev AiGnStdaidTyStÜayuStdu cNd–ma" - tdev xu¹' tØãõ ta p" s p[japit" --


Tad eva-agnis tad àdityas tad vàyus tad u candramàh,
tad eva úukram tad brahma tà àpah sa prajàpatiá (Yajurveda  XXXII. 1)

‘Tuhan Yang Maha Esa yang Maha Agung memiliki  berba­gai nama. Dia dinamakan Agni (Api), Aditya (Ma­tahari), Vàyu (udara), Candramas (Bulan), Úukra (Caha­ya), Brahman (Pencipta Maha Agung), Àpah (yang meliputi se­muanya, air), Prajà pati (Devatà semua ciptaan).

yo devana' nam/a Ek Ev ûûû


Yo devànàý nàmadhà eka eva (Yajurveda  XVII. 27)

‘Tuhan Yang Maha Esa adalah satu dan Dia dinamakan dengan nama-nama yang berbeda ­beda’


ydek' JyoitbRhu/a iv.ait -


Yad ekaý jyotir bahudhà vibhàti  (Atharvaveda XIII. 3.17).

‘Ada satu Tuhan Yang Maha Esa yang Maha Agung yang bercahaya. Dia bersinar dalam bentuk yang berbeda-beda’


n iÜt¢yo n t*t¢yétuqoR naPyuCyte -


Na dvitìyo na trtìyaú caturtho nàpi-ucyate (Atharvaveda. XIII. 4.16).

‘Tuhan Yang Maha Esa tidak dipanggil yang kedua, ju­ga tidak yang ketiga maupun yang keempat’


s Ez Ek Ekv*dek Ev -


Sa eûa eka ekavåd eka eva  (Atharvaveda  XIII. 4. 20).

‘Tuhan Yang Maha Esa adalah satu dan hanya tunggal (Esa)’


(13)   Semua para dewa menjadi satu di dalam-Nya

sveR AiSmNdeva Ekv*to .viNt -


Sarve asmin devà  ekavåto bhavanti  (Atharvaveda  XIII. 4. 21).

‘Semua para dewa menjadi satu di da­lam Dia’


(14)  Dia memiliki bentuk yang tak terkira jumlahnya.

£po te b?ve b×ain yid vais NybuRdm( 


Upo te badve baddhàni yadi vàsi nyarbudam (Atharvaveda XIII . 4. 45).

‘Semua bentuk yang tak terkira banyak­nya dihubungkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang Maha Agung’.

s Ev m*Tyu" so_m*t' ûûû

Sa eva måtyuá so-amåtam (Atharvaveda  XIII. 4. 25).

‘Tuhan Yang Maha Esa adalah (penguasa) kematian dan Tuhan Yang Maha Esa ada­lah kekekalan’

so AiGn" s £ sUyR" s £ Ev mhaym" -

So agniá sa u sùryaá sa u eva mahàyamaá (Atharvaveda  XIII. 4. 5).

(Tuhan Yang Maha Esa adalah Agni (Api), Sùrya (Ma­tahari) dan Mahà Yama (Dewa kematian).


(15)   Tuhan Yang Maha Esa punya nama yang banyak

so_yRma s vä," s äd–" s mhadev" -


So-aryamà sa varuóaá,  sa rudraá sa mahàdevaá (Atharvaveda XIII. 4.4).

Tuhan Yang Maha Esa adalah Aryaman, Varuóa, Rudra dan Mahadeva’


(16)   Tuhan Yang Maha Esa Adalah Pelindung Semuanya


yiÂ× Tva jna —me nana hvNt ¤tye -

ASmak' b–õedimNd– .Utu te_ha ivëa c v/Rnm( --


Yac ciddhi tvà janà ime nànà havanta ùtaye,
asmàkaý brahmedam Indra bhùtute, ahà  viúvà ca vardhanam  (Ågveda VIII. 1. 3).

‘Sang Hyang Indra (Tuhan Yang Maha Esa); umat‑manusia,  pada waktu keadaan-darurat, memohon kepa­da-Mu dengan beraneka ragam untuk keselamatan mereka. Semoga doa-doa kami memuliakan Engkau terkabulkan’.


(17) Yang beriman memperoleh kebahagiaan

svoR vW t] j¢vit gOrë" puäz" pxu" - 


y]ed' b[õ i¹yte piri/j¢Rvnay km( --


Sarvo vai tatra jìvati gaur aúvah puruûaá paúuá,
yatredaý brahma kriyate paridhir jìvanàya kam (Atharvaveda VIII. 2. 25).

‘Setiap orang, termasuk sapi-sapi be­tina, kuda‑kuda, manusia, dan binatang, hidup berbahagia, Tuhan Yang Maha Esa Yang Maha Agung disembah dengan teguh untuk kemakmuran  semuanya’


(18)  Tuhan Yang Maha Esa hanya saksi

Anè{n[Nyo Ai. cakx¢it --


Anaúnan ranyo abhicàkaúìti  (Ågveda I. 164. 20).

‘Tuhan Yang Maha Esa hanya menyaksikan tindakan ­tindakan (perbuatan-perbuatan) dari semuanya. Dia tidak mengalami akibat-akibat dari suatu tindakan-nya itu’


(19) Tidak ada gambar (image) untuk Tuhan Yang Maha Esa

n tSy p[itma AiSt ûûû


Na tasya pratimà asti (Yajurveda XXXII. 3).

‘Tuhan Yang Maha Esa tidak memiliki gambar
(image)’


(20) Tak ada keselamatan tanpa mengetahui Tuhan Yang Maha Esa

tmev ividTvait m*Tyumeit ûûû


Tam eva viditvà-ati måtyum eti........ (Yajurveda XXXI. 18).

‘Hanya mengenal/mengetahui Tuhan Yang Maha Esa, o­rang bisa mencapai keselamatan’


(21)  Brahman adalah Skambha, penyokong dan menggenggam alam semesta

SkM.o da/ar Ûavap*iqv¢ £.e —me SkM.o da/arovR Ntir=m( -


Skambho dàdhàra dyàvàpåthivì ubhe ime skambho dàdhàra-uru-
antarikûam........(Atharvaveda  X. 7. 35).

‘Brahman yang menyokong dan menggenggam langit  dan bumi  kedua-duanya. Dia juga menggenggam at­mosfir (lapisan udara yang meliputi bumi) yang luas ini’


(22)  Brahman meliputi seluruh alam semesta

SkM. —d' ivë' .uvnma ivvex ûûû


Skambha idam viúvam bhuvanam à viveúa  (Atharvaveda  X. 7. 35).

Brahman Skambha meliputi selu­ruh alam-semesta’


(23) Tuhan Yang Maha Esa ada di mana-mana

yo .Ut' c .Vy' c sv| yéai/itîit - 


Sv yRSy c kwvl' tSmW Jyeîay b[õ,e nm" --


Yo báùtaý ca bhavyaý ca sarvaý yaú càdhitiûþhati,
svar yasya ca kevalaý tasmai jyeûþhàya brahmaóe namaá
(Atharvaveda  X. 8.1).

‘Tuhan Yang Maha Esa ada di mana‑mana,  baik di masa lampau, di masa kini maupun di masa datang. Dia berbaha­gia sepenuhnya. Kami menghaturkan persembahan (korban) ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa yang Maha  Agung (Makhluk Agung itu).


(24) Tuhan Yang Maha Esa adalah sumber asal Veda yang suci

ySmad*co Apat=NyjuyRSmadpakzn( - 


samain ySy lomaNyqvaRi½rso mu%' --


Yasmàd åco apàtakûan yajur yasmàd apàkaûan.
sàmàni yasya lomàni atharvàògiraso mukham..........(Atharvaveda  X. 7. 20).

Ågveda dan Yajurveda berasal dari Dia. Sàmaveda adalah rambut-Nya dan Atharvaveda adalah mulut-Nya’


 (25)  Alam Semesta yang sempurna berasal dari sang sempurna

pU,aRTpU,aRmudcit pU,| pU,eRn isCyte -


Pùróàt pùróam udacati
pùróaý pùróena sicyate,........ (Atharvaveda  X. 8. 29).

‘Alam semesta yang sempurna berasal dari Tuhan Yang Maha Esa yang Maha Sempurna.
Alam semesta yang sempur­na ini diberi makanan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang Maha Sempurna’


(26)  Segalanya ada di dalam Brahman

As y] sÂaNt"


Asac ca yatra sac ca-antaá,...... (Atharvaveda  X. 7. 10).

‘Segalanya, apakah ia dimanifestasi­kan (diwujudkan) ataukah tidak dimanifestasikan (tidak diwujudkan), ada di dalam Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa yang Maha Agung’


(27) Tuhan Yang Maha Esa adalah benang alam-semesta yang saling berhubungan.

sU]' sU]Sy yo ivÛaTs ivÛaØãaõ,' mht( --


Sùtraý sùtrasya yo vidyàt. sa vidyàt bràhmaóaý mahat. (Atharvaveda X. 8. 37).

‘Dia yang mengetahui benang yang sa­ling hubungan dari alam-semesta, mengenal Sang Hyang Wi­dhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa yang Maha Agung’


(28) Brahman adalah inti (permulaan) alam semesta

ûûû tt( s'.Uy .vTyekmev


.....Tat saýbhùya bhavati-ekam eva (Atharvaveda  X. 8. 11).

‘Brahman adalah inti (permulaan) alam semesta dan segalanya, yang dilarutkan, menjadi seragam dengan Dia’


(29)  Brahman disadari dengan ketekunan

y" è[mat( tpso jat"


Yaá úramàt tapaso jàtaá...... (Atharvaveda  X. 7. 36).

‘Tuhan Yang Maha Esa Yang Maha Agung  disadari
de­ngan ketekunan dan penebusan-dosa’


(30) Brahman mengamati segalanya

s'pXyNyait .uvnain ivëa


...saýpaúyan yàti bhuvanàni viúvà (Atharvaveda X. 8. 18).

‘Sang Hyang Widhi Waúa Tuhan Yang Maha Esa yang Maha Agung bergerak mengamati seluruh alam-semesta’




2)  Keyakinan terhadap Àtman
Dalam ajaran Hindu, Tuhan Yang Maha Esa diyakini menghidupkan seluruh mahluk hidup baik manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Tuhan Yang Maha Esa yang disebut atman meresapi segalanya dan menghidupkan seluruh mahluk hidup. Berikut kami kutipkan tentang àtman sebagai sumber hidup mahluk:

(1)  Brahman ada di dalam tubuh manusia

edit terakhir Minggu 10 Juni 2012
Bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar