VEDA = SUMBER ILMU PENGETAHUAN
Menurut pengetahuan, Veda adalah naskah kuno yang
berisikan bermacam-macam pengetahuan. Ada pengetahuan spiritual, filsafat dan
masih banyak pengetahuan lainnya.
Keyakinan pada
Veda telah melahirkan konsep, antara lain:
- penerimaan
akan konsep keberadaan Tuhan tertinggi takterbatas, maha kuasa, maha tahu, maha
mulia, maha cemerlang dsb.nya;
- penerimaan akan realitas ciptaan Tuhan yang dinamis dan berguna, serta penghargaan
atas seni ilahi ini;
- penerimaan akan konsep bahwa Tuhan memperlihatkan diri-Nya dalam ciptaan dan
seni-Nya ini; dan ciptaan didasarkan pada prinsip, hukum, tatanan dan kegunaan;
- penerimaan akan prinsip bahwa Tuhan merupakan sumber segala pengetahuan, yang
diperlihatkannya kepada manusia melalui tiga jalan: melalui ciptaan ilahi;
melalui kata-kata ilahi dan melalui inspirasi ilahi sehingga tak ada
pertentangan antara apa yang diamati melalui belajar tentang ciptaan ilahi (ilmu
pengetahuan), kata-kata ilahi (mempelajari Veda) dan inspirasi ilahi (yang
sampai kepada beberapa orang terpilih dalam garis perguruan khusus, yaitu para
rsi dalam bidang seni, ilmu pengetahuan dan filsafat serta pengalaman mistik;
- penerimaan
akan prinsip bahwa Tuhan sendiri merupakan sumber dari nilai-nilai kehidupan
etika tertinggi dan
- penerimaan akan prinsip bahwa Tuhan adalah satu-satunya yang mengetahui hamba-Nya dan menghadiahinya dengan hasil dari perbuatannya sendiri, baik maupun buruk.
oke.. kita mulai sekarang dengan Kerangka Dasar Agama Hindu
Agama Hindu, memiliki 3 kerangka dasar yaitu
Yac ciddhi tvà janà ime nànà havanta ùtaye,
Agama Hindu, memiliki 3 kerangka dasar yaitu
- Tattva,
- Suúìla dan
- Ritual atau Àcàra Àgama
1. Tattva
Àjaran Úraddhà atau Tattva
dalam Veda terdiri dari mantra-mantra yang menjelaskan hal tersebut, yaitu:
Ajaran Úraddhà (Tattwa)
1. Keyakinan
Brahman, Tuhan Yang Maha Esa
Di dalam kitab suci Veda, Tuhan Yang Maha Esa yang
disebut dewa memiliki ribuan nama, digambarkan dalam ribuan wujud dan sebagai pencipta alam
semesta. Berikut kami petikan mantra-mantra yang merupakan úraddhà kepada
Brahman, Tuhan Yang Maha Esa.
(1) Brahman
adalah yang pertama ada.
b[õ jDan' p[qm' purStat( ûûû
Brahma jajñànaý prathamaý purastàt. (Atharvaveda IV. 1.1).
Brahma jajñànaý prathamaý purastàt. (Atharvaveda IV. 1.1).
‘Hyang Widhi Wasa adalah yang pertama-tama, yang ada di
alam semesta’.
(2) Brahman adalah
pencipta alam semesta.
b[õ,a .UimivRihta b[õ ÛOäTtra ihta -
b[õedmU?v| ityRk( caNtir=' Vyco iht' --
b[õedmU?v| ityRk( caNtir=' Vyco iht' --
Brahmaóà bhùmir vihità brahma dyaur uttarà hità
brahma-idam ùrdhvaý tiryak ca antarikûaý vyaco hitam (Atharvaveda X. 2. 25).
‘Brahman menciptakan bumi ini. Brahman menempatkan langit ini di
atasnya. Brahman menempatkan wilayah tengah yang luas ini di atas dan di jarak
lintas’.
(3). Tuhan Yang
Maha Esa bersifat abadi
b[õ deva' Anu i=yit b[õ dWvjn¢ivRx" -
b[õedmNyÞ=]' b[õ sT=]muCyte --
Brahma devàn anu kûiyati brahma daivajanìr viúah.
b[õedmNyÞ=]' b[õ sT=]muCyte --
Brahma devàn anu kûiyati brahma daivajanìr viúah.
brahmedam anyat-nakúatram brahma sat kûatram ucyate (Atharvaveda X. 2. 23).
‘Tuhan Yang Maha Esa bersemayam dan berwujud sebagai para
dewa. Tuhan Yang Maha Esa, bersemayam
pada media-media yang suci. Tuhan Yang Maha Esa adalah abadi (tak terhancurkan)
dan Dia adalah Pelindung yang ulung’.
(4). Tuhan Yang Maha Esa menciptakan langit dan bumi
Ah' jjan p*iqv¢mut Ûam( - Ahm*tU'rjny' sPt isN/Un( --
Ahaý jajàna påthivìm uta dyàm,
Ahaý jajàna påthivìm uta dyàm,
aham åtùn ajanayaý sapta sindhùn
(Atharvaveda VI. 61.3).
‘Aku (Tuhan Yang Maha Esa) menciptakan langit dan
bumi. Aku menciptakan musim‑musim dan
tujuh buah sungai’
(5) Brahman
memperlihatkan keaslian semuanya (Atharvaveda IV.1.1)
sté yoinmsté iv v" --
Sataú ca yonim asataú ca vi vah.
Sataú ca yonim asataú ca vi vah.
‘Sang Hyang Widhi Wasa memperlihatkan keaslian segalanya
apakah terwujudkan ataukah tidak
terwujudkan’
(6) Brahman
menciptakan alam semesta (Atharvaveda XIII. 3.1)
y —me Ûavap*iqv¢ jjan ûûû
Ya ime dyàvà påthivì jajàna.
Ya ime dyàvà påthivì jajàna.
‘Sang Hyang Widhi Wasa menciptakan langit dan buni’
(7) Dia adalah raja
alam semesta
(Atharvaveda XX. 121.1)
¡xanmSy jgt" Svd*Rxm( - ¡xanimNd– tSquz" --1--
Ìúànam asya jagataá svardåúam, ìúànam Indra tasthuûaá.
‘Sang Hyang Widhi Wasa adalah kebahagiaan. Dia adalah raja
dari yang bernyawa dan yang tidak bernyawa’
(8) Tak ada
kebahagiaan tanpa mengetahui Dia (Atharvaveda IX. 9. 21)
tÞoÞxÛ" iptr' n ved --
Tannonnaúad yaá pitaraý na veda.
‘Tak seorang pun mencapai kebahagiaan tanpa mengetahui
Tuhan Yang Maha Esa yang bagaikan ayah’
(9)
Brahman diketahui melalui pertapaan (meditasi)(Atharvaveda VIII.9.3)
b[õWniÜÛat( tpsa ivpiét( ûûû
brahma-enad vidyàt tapasà vipaúcit.
brahma-enad vidyàt tapasà vipaúcit.
‘Orang yang bijaksana mengetahui Tuhan Yang Maha Esa/Sang Hyang Widhi Wasa
melalui pertapaan (meditasi).’
(10) Orang bijak
memvisualisasikan Tuhan Yang Maha Esa (Atharvaveda II. 1.1)
venStt( pXyt( prm' guha yt(
ûûû
Venas tat paúyat paramaý guhà yat.
Venas tat paúyat paramaý guhà yat.
‘Orang Bijaksana yang suci membayangkan
(memvisualisasikan) Tuhan Yang Maha Esa yang berdiam di dalam hati’
(11) Tuhan Yang
Maha Esa memberkahi orang yang bajik (Yajurveda
X. 24)
h's" xuiczÜsurNtir=d(
/ota veidzditiqduRro,st( -
Haýsaá úuciûad vasur antarikûasad, dhota vediûad atithir duroóasat.
Haýsaá úuciûad vasur antarikûasad, dhota vediûad atithir duroóasat.
‘Tuhan Yang Maha Esa adalah suci (bersih) bagaikan angsa (swan).
Dia berdiam di dalam orang‑orang yang berbudi. Dia ada di wilayah tengah
bagaikan para Dewa Vasu. Dia bagaikan orang yang mengaturkan persembahan
(sesaji), yang duduk di tempat‑pemujaan (altar). Dia bagaikan tamu yang
beristirahat di sebuah rumah’
(12) Tuhan Yang
Maha Esa adalah cahaya yang tertinggi.
dev' dev]a sUyRmgNm
JyoitäÑamm( --
Devaý devatrà sùryam
Devaý devatrà sùryam
aganma jyorir uttamam
(Ågveda I. 50. 10).
‘Semoga kami mencapai Tuhan Yang Maha Esa, Sang Terang Yang Tertinggi yang bersinar
seperti matahari. Dia adalah kemuliaan para dewatà ’
Ek' siÜp[a bhu/a vdNTyig{'
ym' matirëanmahu" --
Ekaý sad viprà bahudhà vadanti-
Ekaý sad viprà bahudhà vadanti-
agniý yamaý màtariúvànam àhuh
(Ågveda I. 164. 46).
‘Tuhan Yang Maha
Agung adalah tunggal. Para bijak menyebut Dia dengan nama-nama yang berbeda-beda.
Mereka menyebut Dia: Agni (Api), Yama (sang Pengawas alam-semesta), dan Matariúvan
(udara)’
tdev AiGnStdaidTyStÜayuStdu
cNd–ma" - tdev xu¹' tØãõ ta p" s p[japit" --
Tad eva-agnis tad àdityas tad vàyus tad u candramàh,
Tad eva-agnis tad àdityas tad vàyus tad u candramàh,
tad eva úukram tad brahma tà àpah sa prajàpatiá (Yajurveda
XXXII. 1)
‘Tuhan Yang Maha Esa yang Maha Agung memiliki berbagai nama. Dia dinamakan Agni (Api),
Aditya (Matahari), Vàyu (udara), Candramas (Bulan), Úukra (Cahaya),
Brahman (Pencipta Maha Agung), Àpah (yang meliputi semuanya, air), Prajà pati
(Devatà semua ciptaan).
yo devana' nam/a Ek Ev ûûû
Yo devànàý nàmadhà eka eva (Yajurveda XVII. 27)
Yo devànàý nàmadhà eka eva (Yajurveda XVII. 27)
‘Tuhan Yang Maha Esa adalah satu dan Dia dinamakan dengan
nama-nama yang berbeda beda’
ydek' JyoitbRhu/a iv.ait -
Yad ekaý jyotir bahudhà vibhàti (Atharvaveda XIII. 3.17).
Yad ekaý jyotir bahudhà vibhàti (Atharvaveda XIII. 3.17).
‘Ada satu Tuhan Yang Maha Esa yang Maha Agung yang
bercahaya. Dia bersinar dalam bentuk yang berbeda-beda’
n iÜt¢yo n t*t¢yétuqoR naPyuCyte -
Na dvitìyo na trtìyaú caturtho nàpi-ucyate (Atharvaveda. XIII. 4.16).
Na dvitìyo na trtìyaú caturtho nàpi-ucyate (Atharvaveda. XIII. 4.16).
‘Tuhan Yang Maha Esa tidak dipanggil yang kedua, juga
tidak yang ketiga maupun yang keempat’
s Ez Ek Ekv*dek Ev -
Sa eûa eka ekavåd eka eva (Atharvaveda XIII. 4. 20).
Sa eûa eka ekavåd eka eva (Atharvaveda XIII. 4. 20).
‘Tuhan Yang Maha Esa adalah satu dan hanya tunggal (Esa)’
(13) Semua para
dewa menjadi satu di dalam-Nya
sveR AiSmNdeva Ekv*to .viNt
-
Sarve asmin devà ekavåto bhavanti (Atharvaveda XIII. 4. 21).
Sarve asmin devà ekavåto bhavanti (Atharvaveda XIII. 4. 21).
‘Semua para dewa menjadi satu di dalam Dia’
(14) Dia
memiliki bentuk yang tak terkira jumlahnya.
£po te b?ve b×ain yid vais
NybuRdm(
Upo te badve baddhàni yadi vàsi nyarbudam (Atharvaveda XIII . 4. 45).
Upo te badve baddhàni yadi vàsi nyarbudam (Atharvaveda XIII . 4. 45).
‘Semua bentuk yang tak terkira banyaknya dihubungkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang Maha Agung’.
s Ev m*Tyu" so_m*t'
ûûû
Sa eva måtyuá so-amåtam (Atharvaveda XIII. 4. 25).
‘Tuhan Yang Maha Esa adalah (penguasa) kematian dan Tuhan
Yang Maha Esa adalah kekekalan’
so AiGn" s £
sUyR" s £ Ev mhaym" -
So agniá sa u sùryaá sa u eva mahàyamaá (Atharvaveda
XIII. 4. 5).
(Tuhan Yang Maha Esa adalah Agni (Api), Sùrya (Matahari)
dan Mahà Yama (Dewa kematian).
(15) Tuhan Yang
Maha Esa punya nama yang banyak
so_yRma s vä," s
äd–" s mhadev" -
So-aryamà sa varuóaá, sa rudraá sa mahàdevaá (Atharvaveda XIII. 4.4).
So-aryamà sa varuóaá, sa rudraá sa mahàdevaá (Atharvaveda XIII. 4.4).
Tuhan Yang Maha Esa adalah Aryaman, Varuóa, Rudra dan
Mahadeva’
(16) Tuhan Yang
Maha Esa Adalah Pelindung Semuanya
yiÂ× Tva jna —me nana
hvNt ¤tye -
ASmak' b–õedimNd– .Utu
te_ha ivëa c v/Rnm( --
Yac ciddhi tvà janà ime nànà havanta ùtaye,
asmàkaý brahmedam Indra bhùtute, ahà viúvà ca vardhanam (Ågveda VIII. 1. 3).
‘Sang Hyang Indra (Tuhan Yang Maha Esa); umat‑manusia, pada waktu keadaan-darurat, memohon kepada-Mu
dengan beraneka ragam untuk keselamatan mereka. Semoga doa-doa kami memuliakan
Engkau terkabulkan’.
(17) Yang beriman
memperoleh kebahagiaan
svoR vW t] j¢vit gOrë"
puäz" pxu" -
y]ed' b[õ i¹yte piri/j¢Rvnay km( --
Sarvo vai tatra jìvati gaur aúvah puruûaá paúuá,
y]ed' b[õ i¹yte piri/j¢Rvnay km( --
Sarvo vai tatra jìvati gaur aúvah puruûaá paúuá,
yatredaý brahma kriyate paridhir jìvanàya kam (Atharvaveda VIII. 2. 25).
‘Setiap orang, termasuk sapi-sapi betina, kuda‑kuda,
manusia, dan binatang, hidup berbahagia, Tuhan Yang Maha Esa Yang Maha Agung
disembah dengan teguh untuk kemakmuran
semuanya’
(18) Tuhan Yang
Maha Esa hanya saksi
Anè{n[Nyo Ai. cakx¢it --
Anaúnan ranyo abhicàkaúìti (Ågveda I. 164. 20).
Anaúnan ranyo abhicàkaúìti (Ågveda I. 164. 20).
‘Tuhan Yang Maha Esa hanya menyaksikan tindakan tindakan
(perbuatan-perbuatan) dari semuanya. Dia tidak mengalami akibat-akibat dari
suatu tindakan-nya itu’
(19) Tidak ada gambar
(image) untuk Tuhan Yang Maha Esa
n tSy p[itma AiSt ûûû
Na tasya pratimà asti (Yajurveda XXXII. 3).
Na tasya pratimà asti (Yajurveda XXXII. 3).
‘Tuhan Yang Maha Esa tidak memiliki gambar
(image)’
(20) Tak
ada keselamatan tanpa mengetahui Tuhan Yang Maha Esa
tmev ividTvait m*Tyumeit
ûûû
Tam eva viditvà-ati måtyum eti........ (Yajurveda XXXI. 18).
Tam eva viditvà-ati måtyum eti........ (Yajurveda XXXI. 18).
‘Hanya mengenal/mengetahui Tuhan Yang Maha Esa, orang
bisa mencapai keselamatan’
(21)
Brahman adalah Skambha, penyokong dan menggenggam alam semesta
SkM.o da/ar Ûavap*iqv¢ £.e
—me SkM.o da/arovR Ntir=m( -
Skambho dàdhàra dyàvàpåthivì ubhe ime skambho dàdhàra-uru-
Skambho dàdhàra dyàvàpåthivì ubhe ime skambho dàdhàra-uru-
antarikûam........(Atharvaveda X. 7. 35).
‘Brahman yang menyokong dan menggenggam langit dan bumi
kedua-duanya. Dia juga menggenggam atmosfir (lapisan udara yang
meliputi bumi) yang luas ini’
(22) Brahman meliputi seluruh alam semesta
SkM. —d' ivë' .uvnma ivvex
ûûû
Skambha idam viúvam bhuvanam à viveúa (Atharvaveda X. 7. 35).
Skambha idam viúvam bhuvanam à viveúa (Atharvaveda X. 7. 35).
Brahman Skambha meliputi seluruh alam-semesta’
(23)
Tuhan Yang Maha Esa ada di mana-mana
yo .Ut' c .Vy' c sv|
yéai/itîit -
Sv yRSy c kwvl' tSmW Jyeîay b[õ,e nm" --
Yo báùtaý ca bhavyaý ca sarvaý yaú càdhitiûþhati,
Sv yRSy c kwvl' tSmW Jyeîay b[õ,e nm" --
Yo báùtaý ca bhavyaý ca sarvaý yaú càdhitiûþhati,
svar yasya ca kevalaý tasmai jyeûþhàya brahmaóe namaá
(Atharvaveda X. 8.1).
‘Tuhan Yang Maha
Esa ada di mana‑mana, baik di masa
lampau, di masa kini maupun di masa datang. Dia berbahagia sepenuhnya. Kami
menghaturkan persembahan (korban) ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa yang Maha Agung (Makhluk Agung itu).
(24)
Tuhan Yang Maha Esa adalah sumber asal Veda yang suci
ySmad*co
Apat=NyjuyRSmadpakzn( -
samain ySy lomaNyqvaRi½rso mu%' --
Yasmàd åco apàtakûan yajur yasmàd apàkaûan.
samain ySy lomaNyqvaRi½rso mu%' --
Yasmàd åco apàtakûan yajur yasmàd apàkaûan.
sàmàni yasya lomàni atharvàògiraso mukham..........(Atharvaveda X. 7.
20).
‘Ågveda dan Yajurveda berasal dari Dia. Sàmaveda
adalah rambut-Nya dan Atharvaveda adalah mulut-Nya’
(25)
Alam Semesta yang sempurna berasal dari sang sempurna
pU,aRTpU,aRmudcit
pU,| pU,eRn isCyte -
Pùróàt pùróam udacati
Pùróàt pùróam udacati
pùróaý pùróena sicyate,........
(Atharvaveda X. 8. 29).
‘Alam semesta yang sempurna berasal dari Tuhan Yang Maha
Esa yang Maha Sempurna.
Alam semesta yang sempurna ini diberi makanan oleh Tuhan
Yang Maha Esa yang Maha Sempurna’
(26) Segalanya ada di dalam Brahman
AsÂ
y] sÂaNt"
Asac ca yatra sac ca-antaá,...... (Atharvaveda X. 7. 10).
Asac ca yatra sac ca-antaá,...... (Atharvaveda X. 7. 10).
‘Segalanya, apakah ia dimanifestasikan (diwujudkan)
ataukah tidak dimanifestasikan (tidak diwujudkan), ada di dalam Sang Hyang
Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa yang Maha Agung’
(27) Tuhan Yang Maha Esa adalah benang
alam-semesta yang saling berhubungan.
sU]'
sU]Sy yo ivÛaTs ivÛaØãaõ,' mht( --
Sùtraý sùtrasya yo vidyàt. sa vidyàt bràhmaóaý mahat. (Atharvaveda X. 8. 37).
Sùtraý sùtrasya yo vidyàt. sa vidyàt bràhmaóaý mahat. (Atharvaveda X. 8. 37).
‘Dia yang mengetahui benang yang saling hubungan dari
alam-semesta, mengenal Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa yang Maha
Agung’
(28)
Brahman adalah inti (permulaan) alam semesta
ûûû
tt( s'.Uy .vTyekmev
.....Tat saýbhùya bhavati-ekam eva (Atharvaveda X. 8. 11).
.....Tat saýbhùya bhavati-ekam eva (Atharvaveda X. 8. 11).
‘Brahman adalah inti (permulaan) alam semesta dan
segalanya, yang dilarutkan, menjadi seragam dengan Dia’
(29) Brahman disadari dengan ketekunan
y"
è[mat( tpso jat"
Yaá úramàt tapaso jàtaá...... (Atharvaveda X. 7. 36).
Yaá úramàt tapaso jàtaá...... (Atharvaveda X. 7. 36).
‘Tuhan Yang Maha Esa Yang Maha Agung disadari
dengan ketekunan dan penebusan-dosa’
(30)
Brahman mengamati segalanya
s'pXyNyait
.uvnain ivëa
...saýpaúyan yàti bhuvanàni viúvà (Atharvaveda X. 8. 18).
...saýpaúyan yàti bhuvanàni viúvà (Atharvaveda X. 8. 18).
‘Sang Hyang Widhi Waúa Tuhan Yang Maha Esa yang Maha
Agung bergerak mengamati seluruh alam-semesta’
2) Keyakinan
terhadap Àtman
Dalam ajaran Hindu, Tuhan Yang Maha Esa
diyakini menghidupkan seluruh mahluk hidup baik manusia, hewan dan
tumbuh-tumbuhan. Tuhan Yang Maha Esa yang disebut atman meresapi
segalanya dan menghidupkan seluruh mahluk hidup. Berikut kami kutipkan tentang àtman
sebagai sumber hidup mahluk:
(1) Brahman ada di dalam tubuh manusia
edit terakhir Minggu 10 Juni 2012
Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar